Halaman

Sabtu, 23 Januari 2010

Bumi Kita Makin Menua


Beberapa waktu lalu masyarakat kita dikejutkan oleh fenomena film 2012. Film yang menceritakan keadaan bumi yang sedang menghadapi kiamat besar dan kehancuran-kehancuran diseluruh penjuru benua ini menyita perhatian yang sangat besar bagi masyarakat kita. Tiket dibeberapa studio langsung habis sesaat setelah dibuka, antrian panjangpun menjadi menu harian yang harus dihadapi sebelum mendapatkan tiket untuk menonton film ini. Begitu besar efek film ini bahkan MUI dibeberapa kota mengeluarkan cekal bahkan pengharaman bagi siapa saja yang menonton film ini. Karena ditakutkan masyarakat percaya bahwa kiamat benar-benar terjadi pada tahun 2012, sehingga masyarakat menjadi syirik terhadap Allah. Bukankah kiamat itu sendiri merupakan perkara yang ghaib? Bahkan Rasulullah sendiri tidak dapat mengetahui kapan pastinya terjadi. Beliau hanya mengetahui tanda-tanda sebelum kiamat itu terjadi.

Sebelum film ini dirilis, banyak sekali buku-buku yang bertemakan serupa hadir dipasaran. Seolah-olah ramalan suku maya bahwa kiamat akan terjadi pada tanggal 21 Desember 2012 benar-benar akan terjadi, diterima begitu saja oleh masyarakat kita.
Apakah kita harus takut akan kebenaran ramalan suku maya ini? Penulis rasa tidak, karena yang seharusnya kita takutkan sekarang adalah bagaimana kita mengendalikan kerusakan lingkungan yang sekarang sangat merajalela. Bumi kita sekarang mengalami degradasi kerusakan lingkungan yang sangat mengkhawatirkan, ini semua diakibatkan ulah tangan manusia sendiri dan juga akibat bencana alam yang terus hadir menghantui kita.

Bumi kita tidak akan bertahan lama jika tidak ada tindakan pencegahan dan perbaikan atas kerusakan-kerusakan lingkungan yang terjadi. Penggunaan sumber daya alam yang tidak terkendali seperti sekarang ini, bisa menyebabkan berakhirnya kehidupan manusia dibumi ini.

Para ilmuwan berspekulasi mengenai perubahan-perubahan komposisi bumi sekarang ini. Marilah kita mengamati beberapa pendapat dari para ilmuwan tentang kondisi bumi kita. Bagaimana sekarang ini secara perlahan tapi pasti kita mendekati kehancuran dunia yang sebagian besar dibuat oleh tangan kita sendiri.

1. Pemanasan Global berdampak langsung pada terus mencairnya es di daerah kutub utara dan kutub selatan. Es di Greenland yang telah mencair hampir mencapai 19 juta ton. Dan volume es di Artik pada musim panas 2007 hanya tinggal setengah dari yang ada 4 tahun sebelumnya. Data es tahunan yang tercatat hingga tahun 2007 membuat para ilmuwan Dr. H. J. Zwally, seorang ahli iklim NASA membuat prediksi baru yang sangat mencengangkan: “Hampir semua es di Kutub Utara akan lenyap pada akhir musim panas 2012.”
Dan apabila es di kutub utara dan kutub selatan mencair, akan berdampak langsung pada naiknya level permukaan air laut. Para ahli memperkirakan apabila seluruh Greenland mencair. Maka Level permukaan laut akan naik sampai dengan 7 meter. Hal ini cukup untuk menenggelamkan seluruh pantai, pelabuhan, dan dataran rendah di seluruh dunia.

2. NASA menyatakan bahwa pemanasan global berimbas pada semakin ekstrimnya perubahan cuaca dan iklim bumi. Pola curah hujan berubah-ubah tanpa dapat diprediksi sehingga menyebabkan banjir di satu tempat, tetapi kekeringan di tempat yang lain. Topan dan badai tropis baru, akan bermunculan dengan kecenderungan semakin lama semakin kuat. Tanpa diperkuat oleh pernyataan NASA di atas pun kita tentunya sudah dapat melihat efeknya pada lingkungan di sekitar kita.
Kita tentu menyadari betapa panasnya suhu di sekitar kita belakangan ini. Anda juga dapat melihat betapa tidak dapat diprediksinya kedatangan musim hujan ataupun kemarau yang mengakibatkan kerugian bagi petani.

3. Peningkatan kecil rotasi bumi diakibatkan ketidakseimbangan isi kandungan perut bumi yang terkuras akibat pemanfaatan sumber daya alam, dapat mempengaruhi kehidupan kita dengan berbagai cara. Banjir dahsyat yang menenggelamkan segalanya atau gletser-gletser yang menghilang selamanya. Ini bisa berdampak kekurangannya air bersih, pangan, dan merajalelanya penyakit.

4. Hutan hujan pernah meliputi 14% dari permukaan bumi. Sekarang hanya tersisa 6% saja. Dan menurut perkiraan para ahli, kita sedang kehilangan 137 jenis tanaman,hewan dan serangga setiap harinya karena penebangan hutan-hutan hujan. Dan yang sangat mengkhawatirkan penebangan hutan yang merajalela sekarang ini menyumbang 20% polusi pemanasan global. Hal ini diakibatkan karena terhambatnya penyerapan kembali CO2. Dan menurut perkiraan para ahli, hutan hujan yang tersisa akan lenyap kurang dari 40 tahun lagi.

5. Ditahun 2030 diperkirakan sekitar 18% dari gugusan karang laut akan lenyap karena perubahan iklim dan lingkungan. Dan dalam 2030 ini populasi penduduk dunia akan meningkat hingga 8,3 milyar. Bisa kita bayangkan akan lebih banyak lagi energi dan makanan yang kita butuhkan untuk menjalani hidup.

6. Hewan akan mengecil. Pemanasan iklim dapat mendukung spesies kecil lebih besar. Studi baru menunjukkan bahwa spesies individu kehilangan rata-rata 50% dari massa tubuh mereka selama 30 tahun.

7. Setidaknya 2.000 pulau-pulau kecil di seluruh Indonesia dapat menghilang pada tahun 2030 sebagai akibat penambangan yang berlebihan dan kegiatan lain yang merusak lingkungan.

8. Hutan Amazone yang selama ini menjadi paru-paru dunia. Namun, akibat pemanasan global dan penggundulan hutan mengubah 30-60% dari hutan menjadi padang rumput kering. Proyeksi menunjukkan hutan bisa menghilang sepenuhnya pada tahun 2050.
Ini hanya beberapa fakta yang mungkin terjadi dan berhasil diprediksi para ilmuwan. Masih banyak bencana-bencana yang sedang menghantui kita bahkan sedang menunggu waktunya untuk keluar dan masih belum bisa kita prediksi. Semua ini diakibatkan karena kerusakan lingkungan yang sangat parah akhir-akhir ini.

Bukan tidak mungkin kiamat akan terjadi pada 2012 ataupun bahkan lebih cepat dari itu. Dan sekarang yang menjadi tugas berat bagi kita sebagai khalifah dibumi ini untuk menjaga bahkan melestarikan bumi ini. Sudah saatnya kita merapatkan barisan untuk menjadikan dunia seperti 20-30 tahun yang lalu. Ketika pohon-pohon masih melambaikan senyumannya, ketika sungai masih memberikan kejernihan mata hatinya, ketika langit masih utuh tanpa lubang ozon yang menyiksa dihari-harinya.

Sudah saatnya kita membuat bumi kembali tersenyum. hidup berdampingan saling mengisi. Percayalah sekarang bumi sedang menangis menunggu kita sadar untuk melakukan aksi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar