Halaman

Rabu, 24 Februari 2010

Saingan Puisi Sapardi Djoko Damono


Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api

Yang menjadikannya abu….

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Seperti isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan

Yang menjadikannya tiada….

Ini adalah puisi favorit gue sejak SMA sob, beneran..!!! sumpah dehh..!!!, gue benar-benar salut sama ini orang. Beberapa puisi yang dibuat sama om Sapardi Djoko ini selalu aja singkat, ngga panjang lebar, bahkan bisa dijadiin bahan belajar membaca adik gue, tapi letak keistimewaannya puisi-puisi om Sapardi setiap katanya mampu mengena dalam diri gue. Setiap kali ngebaca puisi om sapardi badan ini terasa bergetar, bulu kuduk gue merinding, lidah gue terasa kaku, mata gue jerojotan, jantung gue berdetak kencang dan tungkai kaki terasa lemas. “Loe baca puisi apa lagi ngeliat setan fer?” He, berlebihan ya..?      

Sebenarnya puisi-puisi om Sapardi terlampau pendek untuk menjadi sebuah ungkapan cinta. Tak sepanjang puisi cinta anak SMP yang bisa sebanyak kertas double folio bolak balik, dengan font size 8 dan spacing 1. Tapi ini semua karena kekuatan kata yang dibuatnya mampu menggetarkan siapa saja yang membacanya.

Tak heran kalau beberapa orang rela meletakkan puisi ini untuk mengisi space kosong didalam undangan perkawinannya. Maka dari itu ijinkan gue yang masih amatir ini untuk menyaingi puisi ‘suhu’ gue. Walaupun gue yakin puisi gue cuma akan dibaca sama orang yang ngga ada kerjaan, itu pun juga terpaksa karena terlanjur ngebuka artikel ini..hee..!!!

AKU INGIN
Aku ingin mencintaimu dengan rumit
Seperti warna yang tak sempat dilihat hujan kepada pelangi

Yang menjadikannya indah...

Aku ingin mencintaimu dengan rumit

Seperti simfoni yang tak bisa didengar orang tuli

Yang menjadikannya sia-sia…


Aku ingin mencintaimu dengan berlebihan…

Seperti tebasan pedang para mujahid yang merindukan surga

Yang menjadikannya rela berkorban

Aku ingin mencintaimu dengan berlebihan

Seperti paru-paru dan udara

Yang menjadikannya saling mengisi…

(tulisanoranganeh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar